Berdamai dengan Pandemi Covid-19: “Berkaca atas Novel Sampar”
Sejarah umat manusia mencatat
terjadinya pandemi, yakni penyakit menular yang menyebar dalam skala yang luas
secara geografis dan masif secara kuantitas. Sebelum kita mengalami
pandemi 2019 coronavirus disease (CoViD-19), HIV/AIDS juga
telah tercatat sebagai pandemi (puncaknya di 2005-2012; korban meninggal 36
juta), flu Spanyol (1918-1920, korban meninggal 20-50 juta), wabah pes di Abad
Pertengahan yang dikenal sebagai “the Black Death” (1346-1353; korban
meninggal 75 hingga 200 juta), hingga jauh di zaman kekaisaran Romawi, yakni
wabah Yustinianus (541-542; korban meninggal 25 juta).
Selain beberapa kejadian tadi,
tercatat juga banyak pandemi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) amat
berhati-hati menggunakan istilah tersebut mengingat penyebutan suatu penyakit
menular dengan “pandemi” akan berdampak secara luas, baik sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. Pada tanggal 11 Maret 2020, direktur WHO Dr. Tedros
Adhanom Ghebreyesus menetapkan CoViD-19 sebagai pandemi.
Dalam perubahan yang cepat
akibat merebaknya CoVid-19, sebagaimana kejadian wabah penyakit menular yang
lain, muncul empat (4) persoalan etis, yakni kewajiban masing-masing individu
untuk tidak menulari orang lain (yang berarti membahayakan nyawa orang lain),
kewajiban para tenaga kesehatan untuk merawat pasien, alokasi sumber-sumber
daya (resources) yang terbatas, dan “paksaan” untuk melakukan
pen-jarak-an sosial (social distancing). Penjarakan sosial ini adalah
langkah yang diambil untuk memutus matarantai penyebaran virus Corona.
Kebijakan yang diambil negara-negara bervariasi, mulai dari himbauan bagi para
warganya untuk mengurangi aktivitas sosial hingga kebijakan menutup pintu masuk
dan keluar.
Namun, penerimaan para warga
terhadap kebijakan pemerintahnya tersebut juga amat tergantung dari persepsi warga
yang tidak sama terhadap situasi yang sedang terjadi. Sense of
crisis di antara warga berbeda-beda. Penjarakan sosial sendiri belum
dipahami oleh masyarakat secara luas. Sementara para ahli berpacu dengan waktu
untuk menemukan vaksin untuk virus Corona ini, banyak inisiatif sipil mencoba
mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya penjarakan sosial.
Dalam situasi krisis wabah
Corona, penjarakan sosial muncul sebagai norma baru demi kebaikan bersama (bonum
commune). Namun norma ini tidak mudah diintegrasikan dengan kultur
masyarakat komunal yang terbiasa dengan kebersamaan dan perjumpaan sosial
karena pengambilan jarak seakan-akan menciptakan keterpisahan dan
individualisme.
Penjarakan sosial seakan harus
berkompromi dengan kebutuhan untuk bersosialisasi secara langsung. Maka muncul
ketegangan antara penjarakan sosial dan solidaritas sosial. Tegangan ini hendak
dieksplorasi dalam realitas hidup harian setiap individu. Konsep-konsep seperti
keterpisahan (separateness), pemisahan (separation), pengalaman
bersama (collective experience), penerimaan akan keterhubungan antar
manusia (recognition of human connectedness).
Belajar dari Novel Sampar
Novel ini sangat populer pasca perang II ini menceritakan sebuah wabah
yang terjadi di Kota Orang suatu kota bagian di Alzair. Menariknya, dalam novel
ini Camus melakonkan dirinya sebagai Dr. Rieux. Latar belakang penulisan
novelnya ini sebenarnya bertitik tolak pada sejarah tulah yang mematikan banyak
orang khususnya Black Death yang terjadi di eropa pada abad
XIV, wabah di Italia pada tahun 1630 yang menelan 180.000 jiwa, di
London pada tahun 1665, serta wabah yang menimpa wilayah pesisir timur Tiongkok
pada akhir abad XVII dan XIX.
Hemat penulis, novel ini sebenarnya merupakan hasil dari permenungannya
tentang wabah secara umum; bahwa manusia sangat rentan terhadap kematian yang
tidak terduga seperti virus, kecelakaan, pembunuhan dan lain-lain. Selain itu
karyanya ini juga merupakan permenungannya atas akibat Perang dunia I dan II
yang harus menelan banyak korban akibat ulah manusia itu sendiri. “Tulah”
adalah kata yang digunakannya sebagai refleksi filosofis
eksistensialis-humanisnya.
Merebaknya pandemic covid-19 di dunia sekarang menghadirkan tema
eksistensialisme. Pertama, situasi darurat adalah kondisi dasar
dalam hidup manusia. Maka apabila manusia meremhekan kematian yang bisa datang
kapan saja maka itulah yang dinamakannya sebagai absurditas kehidupan yakni
ketika kematian itu datang tanpa peduli jabatan dan usia bahkan anak kecil yang
tak bersalah sekalipun. Dengan demikian tugas manusia adalah melawan
absburditas kehidupan tersebut. Kedua, melalui tokoh Rieux Camus
bahkan bertanya bahwa jika Tuhan itu ada mengapa Ia membiarkan penderitaan itu
terjadi? Lebih baik Tuhan tidak membiarkan orang-orang percaya pada-Nya agar
manusia berusaha sekeras mungkin untuk mengalahkan penderitaanya tanpa
berdiam diri memandang ke langit di mana Ia berada.
Dari Keegoan Menuju Solidaritas
Sikap ini bisa kita pelajari dairi tokoh-tokoh dalam novel Sampar.
ketegangan antara sikap personal yang otentik atau solidartitas dapat dilihat
dari beberpa tokoh yang berperan. Pertama, Rambert memiliki sikap
masa bodoh. Ia tidak peduli dengan wabah yang tengah menyerang masyarakat kota
itu. Usahanya adalah membebaskan dirinya sendiri agar selamat dari situasi
tersebut dengan berbagai cara.
Kedua, Pastor Pancloux. Di tengah situasi yang menegangkan itu ia menghibur
umat-umatnya dengan khotbah-khotbah indahnya. Menurutnya wabah tersebut
hanyalah satu dari sekian tulah yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagai
sebuah hukuman. Oleh karena itu situasi ini adalah saat yang tepat untuk
bertekuk lutut di hadapan Tuhan merenungkan kesalahan-kesalahan yang telah
dilakukan oleh masyarakat kota Oran. Sebagaian orang menerima khotbahnya itu
dan menganggap dirinya sebagai tawanan yang pantas dihukum. Meski
demikian, tidak sedikit orang juga yang berupaya melarikan diri dengan berbagai
cara dari penjara sampar di kota yang sudah di-lock down oleh
pemerintah kota itu.
Ketiga, Jean Tarrou. Ia sangat gemar menulis berbagai peristiwa penting yang
terjadi di kota Oran. Meskipun dia adalah seorang pendatang di kota itu. Karena
sering berada bersama masyarakat kota itu, atas dorongan moralnya ia lalu
berinisiatif untuk mendirikan sekelompok tim sukarelawan yang bergerak dalam
dunia kesehatan.
Keempat, Rieux sendiri berperan sebgai dokter yang membantu para korban
sebagaimana tugas dokter pada umumnya. Di sini Rieux berpandangan bahwa
penderitaan yang tengah di hadapi itu merupakan panggilan untuk menumbuhkan
solidaritas sebagai manusia sebagai makhluk sosial. Dia sangat optimis bahwa
epidemi tersebut sungguh sama sekali tidak punya masa depan di kota Oran.
Dengan demikian tugas manusia adalah melawan absurditas dunia. Lari dari
kenyataan seperti penderitaan baginya adalah salah satu jenis absurditas. Di
sinilah letak pandangan Camus bahwa absurditas kehidupan bukan untuk dijelaskan
tetapi untuk dipahami. Mari kita perangi Bersama musuh besar kita saat ini;
pandemic covid-19.
Untung tdk suka bersosialita, jd ketika hrs sosial distancing tetep fine2 saja 😂😂😂
BalasHapusMks buar responnya, tapi jangan lupa bahwa kita ada dalam kehidupab sosial. Jadi perlu utk menyadari eksistensi kita di tengah masyarakat. Sukses sllu dan tetap protokol kesehatan.
HapusMasa sekarang cocok buat sosial distancing ..agar sehat. Hidup lebih panjang. Tidak membahayakan " menulari kuman" thd orang lain 🙏
BalasHapusItulah yang harus disematkan kepada semua orang dalam masa pandemi ini dan tetap patuh protokol kesehatan. Sehat selalu...
HapusTetap jaga kesehatan dan selalu patuh pada aturan protokol kesehatan, demi keselamatan kita bersama 😇
BalasHapusMks bt respon baiknya... Ttp dan hrus patuhi protokol demi ksehatan pribadi, keluarga dan masyarakat sosial... Salam sehat selalu
HapusTerima kasih untuk tulisan yang sangat baik untuk tetap membangun komitmen dan pegangan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan, sehingga semua cara yang dilakukan ini tidak dianggap sebagai tindakan dan kerja sama yanh sia-sia. Tuhan memberkati🙏😇
BalasHapusMks buat tanggapannya yang luar biasa ini. Semoga semua orang menyadari usaha2 yg ada dengan ttp mematuhi protokol dan kehidupan new normal demi kebaikan bersama.... Salam sehat sllu
HapusTerima kasih Fr. Semoga kita semua selalu sehat dan Pandemi ini cepat berlalu😇
BalasHapusMks buat tanggapannya yang luar biasa ini. Semoga semua orang menyadari usaha2 yg ada dengan ttp mematuhi protokol dan kehidupan new normal demi kebaikan bersama....Harapannya diaminkan.
HapusSalam sehat sllu
Matur nuwun buat tulisannya kaka Frater.
BalasHapusSaya pikir;– negeri ini minim kesadaran;– setidaknya, itu tampak dalam kelalaian memenuhi anjuran pemerintah dan medis. Malah ada yang tidak takut melangkar karena mampu membayar denda. Padahal yang utama bukan soal dendanya;– tapi kesadaran akan bahayanya, bagi aku (pelaku–persona) dan masyarakat (komunal)
Menurut saya;– dahulukan kesadaran. Mungkin revolusi mental seperti kata pak Jokowi. Hanya orang saar saja yang siap melawan hal yang disebut kaka Frater sebagai „absurditas dunia“
terima kasih atas tanggapa baiknya kk. tanggapan ini sangat bermanfaat bagi pembaca kk. Salam seht.
HapusTetap waspada dan patuhi protokol kesehatan yg berlaku...karena vaksin corona adalah Stay at Home🙏😍Tuhan Berkati kita semua🙏😍
BalasHapusMks buat tanggapannya yang luar biasa ini. Semoga semua orang menyadari usaha2 yg ada dengan ttp mematuhi protokol dan kehidupan new normal demi kebaikan bersama.... Salam sehat sllu
HapusTulisan sangat bermanfaat Fr. Semoga kita menyadari akan kewajiban kita untuk tidak "Menulari" kuman kepada orang lain dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
BalasHapusSalam sehat selalu😇🙏
Mks buat tanggapannya yang luar biasa ini. Semoga semua orang menyadari usaha2 yg ada dengan ttp mematuhi protokol dan kehidupan new normal demi kebaikan bersama.... Salam sehat sllu
HapusTulisan yg sgt bgs...sangat bermanfaat bg kita semua...yg awalnya keberatan...tp skrg mjdi mengerti
BalasHapusMks buat tanggapannya yang luar biasa ini. Semoga semua orang menyadari usaha2 yg ada dengan ttp mematuhi protokol dan kehidupan new normal demi kebaikan bersama.... Salam sehat sllu
HapusTerima kasih banyak frater, atas tulisan & saran, untuk kita umat manusia, agar tetap sehat selalu, saling menjaga satu sama lain, & tetap aman.
BalasHapusMks buat tanggapannya yang luar biasa ini. Semoga semua orang menyadari usaha2 yg ada dengan ttp mematuhi protokol dan kehidupan new normal demi kebaikan bersama.... Salam sehat sllu
HapusMantabbbb frater , tulisan yg menyelamatkan sesama agar tetap selalu, jaga hati ,jaga diri utamanya di kesehatan masing masing, perfeckto
HapusMks kk... Salam sehat ya
HapusTerima kasih banyak Adik Frater Ganteng Yono Paing..
BalasHapusBerkarya terus ya Adik Frater...
Bagus sekali memo yang Adik publikasikan ini...yang pasti sangat bermanfaat dan memberi masukan buat seluruh masyarakat...
Jangan pernah Bosan untuk mengajarkan dan memberika kebaikan ya ...salam sehat selalu...maju terus ...Doa kami menyertai Adik Frater....Salam Sehat
terima kasih kk....Kta semua perlu mempunyai semngat untuk mendukung usaha dan kebijakan pemerintah dalam melawan hoaks dan usaha2 buruk dri pihak tertentu dengan mengedukasi melalui tulisan dan bacaan ringan yang kita suguhkan setiap hari. mks buat dukungannya... salam sehat
HapusFrater kita yg satunini.memang luar biasa,calon pemimpin masa mendatang,trima kasih frater untk tulisan yg luar biasa ini.semoga kita bangsa indonesia khusus nya dan masyarakat dunia.
BalasHapusMks bt respon baiknya...Itulah yang harus disematkan kepada semua orang dalam masa pandemi agar Ttp dan hrus patuhi protokol demi ksehatan pribadi, keluarga dan masyarakat sosial... Salam sehat selalu
BalasHapusMenarik tulisannya. Siap berdamai dengan covid-19, tetap terapkan protokol kesehatan.
BalasHapusmks....Salam sehat kk... tetap jaga kesehatan dan patuhi kebijakan2 yang ada
HapusTerima kasih, tulisannya sangat menarik dan menyapa kita setiap insan untuk mampu berdamai dengan covid-19 & tetap jaga protokol kesehatan
BalasHapusmks....Salam sehat kk... tetap jaga kesehatan dan patuhi kebijakan2 yang ada
HapusSegi positifnya covid-19 mendidik kita menjadi lebih mawas diri dan menjaga kebersihan serta kesehatan baik diri sendiri maupun lingkungan.
BalasHapusAlam kan jg sedang sakit karena ulah manusia, nampaknya ia tahu persis bagaimana ia membuat keseimbangan. Salam sehat dan tetap produktif!
mks banyak buat respon baiknya....GB
Hapus