I Shop, Therefore I Am
![Gambar](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC95AcVHhMpGbr24s-TCJZdHMvqvTeIaL5NBAJfBgFWU1FLZKLriOHX6zX0dZNbqI416F4DPJ1Ii-VmD_JaApZ5x7xjs4wFv0s0WWsF6-iGw6J9e3IljsjkoaqFZPbE2ZA9iOBq-0JlRk/w292-h156/IMG-20190927-WA0120.jpg)
Sumber Gambar: D'Seven (Pengabsos Tanjung Mas, Semarang Utara) Kerusakan lingkungan hidup adalah salah satu persoalan yang amat serius diperbincangkan pada zaman ini. Hemat saya, dis orientasi perilaku manusia dari semangat ekologis adalah penyebabnya. Pola pikir dan pola hidup ekologis menjadi serba-serbi tantangan bagi dewasa masa kini. Nilai ini terperosok dalam mentalitas konsumerisme yang semakin meningkat. Dampaknya l ingkungan mengalami ketidakseimbangan. Konsumerisme adalah salah satu penyebabnya. Hal itu tak dapat dimungkiri lagi. Dunia semakin maju dan life style zaman terarah pada totalitas konsumerisme. Rene Descartes, seorang filsuf nasionalis modern menyatakan “ cogito ergo sum ”, saya berpikir maka saya ada. Konsep ini diyakini dan implementasikan oleh manusia lewat buah karya pemikiran yang bisa dirasakan oleh indra. Akan tetapi, di era kapitalisme modern, konsep ini direduksi lagi dengan memunculkan sesanti baru “ consume ergo sum”; “ i shop, therefore i am...