KATEKESE: "KRISTOSENTRIS VS EGOSENTRIS


                                 

                         Sumber Gambar: PNGdownload.Id


Katekese adalah suatu bagian penting dalam hidup menggereja. Katekese merupakan sebuah sarana dan media untuk mendidik iman Kristiani. Katekese menjadi media peleburan dan penyampaian berita gembira (Injil) Yesus Kristus kepada semua generasi Kristiani di dunia.

Hal ini dilandaskan pada upaya dan perintah Yesus sendiri yang tertuang dalam Matius 28: 19-20: “untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya, untuk membaptis mereka, dan untuk mengajarkan segala yang telah diperintahkan-Nya”.

Untuk itu, hakekat katekese adalah sebuah upaya komunikasi kepada semua orang yang secara khusus telah dibaptis untuk mengenal Yesus Kristus secara lebih dalam. Tidak heran jika katekese berada dalam bingkai pendidikan iman akan Yesus Kristus.

Pendidikan iman ini kemudian diharapkan dapat membantu setiap beriman Kristiani untuk mengerti keberimanan yang ia miliki. Selain itu, bagaimana iman itu dirayakan dan diaplikasikan dalam hidup hariannya. Hemat saya, katekese menjadi rel umat beriman untuk terlibat dan masuk dalam ranah relasi dengan Allah yang dinyatakan dalam diri Putra-Nya Kristus melalui karya Roh Kudus.

Katekese juga merupakan salah satu dari beberapa tugas utama gereja. Tugas untuk mendidik iman. Untuk itu, katekese menjadi tanggung jawab Gereja untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan misi Kristus yang telah Ia mulai. Sejauh pengalaman saya, katekese ini dapat ditempuh dengan berbagai cara tergantung kebutuhan dan sasarannya.

Namun, sangat disayangkan bahwa kadang-kadang dalam berkatekese orang sering menggunakan ruang ini untuk pewartaan diri pribadi dan mengeritik orang lain. Hal ini tentu memudarkan hakekat, tugas dan tujuan dari katekese itu sendiri. Katekese itu harus bersifat kristosentris. Artinya sentralitas ketekese adalah Kristus sendiri. Semua yang dibicarakan ada dalam terang-Nya.

Bersambung...... 

(Bagian 2 akan dipublikasikan besok)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keselamatan dalam Pandangan Agustinus dan Anselmus

Derita dan Toleransi Konteks Indonesia

Toleransi Beragama di Era Revolusi Industri 4.0